Cari Blog Ini

Selasa, 21 April 2020

Portal Mandiri oleh Warga

Warga RW XI, Donan, Cilacap Tengah, melakukan penutupan wilayah secara mandiri. Dokpri.


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Halo, Sobat! Bahagia rasanya saya bisa kembali menjumpai kalian lewat tulisan. Semoga kita semua dilimpahi kesehatan, keamanan, dan rezeki oleh Allah, yaa. Aamiin.

Tanpa terasa telah berlalu sebulan semenjak himbauan Bapak  Bupati, agar warga Cilacap mengurangi aktivitas di luar rumah, kecuali bersifat mendesak. Selama itu pulalah KBM di sekolah telah diliburkan, diganti dengan belajar di rumah. Tak lupa dilakukan sosialisasi Gerakan Masyarakat Sehat meliputi menjaga kebersihan diri, etika batuk dan bersin, konsumsi makanan sehat, serta menjaga jarak aman di tempat umum, dan larangan berkerumun.

Dinas terkait bekerja sama dengan satpol PP pun melakukan penyemprotan desinfektan di area publik; pembagian masker cuma-cuma; hingga penyediaan air bersih mengalir, sabun, serta cairan antiseptik di muka kantor-kantor pemerintah maupun swasta. Kesemua hal tersebut di atas dilakukan demi melawan penyebaran si kopidnentin, aka Covid-19.

Saya pikir sobat semua sudah banyak membaca artikel, atau menonton berita sehingga mengetahui  apa dan bagaimana cara penularannya kepada manusia. Namun tak ada salahnya jika di bawah ini saya sisipkan sebuah infografis tentang virus Corona.

Salah satu poster infografis mengenai Covid-19 di web cnnindonesia.com. 

Sayangnya masih banyak masyarakat yang abai terhadap aneka himbauan pemerintah, dengan berbagai alasan, salah satunya alasan ekonomi. (Ya, maklum saja, urusan perut bisa bikin orang kalap bila tidak terpenuhi. Maka diperlukan kebijakan yang tepat guna memberi solusi masalah ekonomi di masa pandemi ini). Hal ini membuat peta penyebaran virus malah semakin meluas, dan Dinas Kesehatan serta paramedis dipaksa semakin bekerja keras.

Dalam situasi begini, bermunculanlah inisiatif dari warga masyarakat untuk membuat portal  mandiri di lingkungan masing-masing. Ambil contoh sebagaimana foto di atas, warga RW XI kelurahan  Donan. Mereka telah membuat beberapa portal yang memagari batas antar RW, dengan satu pintu masuk yang dijaga beberapa pemuda secara bergiliran.  Warga yang berkendara sepeda motor atau mobil, kemudian mencuci tangan dengan air dan sabun yang telah disediakan.

Tentunya dengan adanya portal tersebut, warga berharap dapat melakukan pemantauan lalu lintas orang di lingkungannya. Sehingga mengurangi resiko penyebaran virus Corona. Tentu inisiatif ini patut diapresiasi semua pihak.

Meskipun demikian, sayangnya ada beberapa 'lubang masalah' dalam pelaksanaan portal mandiri ini. Yaitu:

1. Keberadaan portal memang bisa mengurangi lalu lalang pengendara kendaraan bermotor, tetapi tidak dengan pejalan kaki. Orang-orang ini tetap leluasa menerobos wilayah itu tanpa pengawasan penjaga portal. Karena tetap ada celah yang cukup lebar. Artinya, belum semua warga mau mematuhi pembatasan wilayah tersebut.

2.  Pos-pos penjagaan tersebut rentan dimanfaatkan sebagai tempat kumpul-kumpul pemuda. Ada yang bermain gitar, gawai, atau mengobrol. Tentunya kondisi ini justru melanggar larangan berkerumun. Mereka pun tidak menerapkan aturan standar menjaga jarak aman, dan tidak memakai masker.

Baca juga: Simpang Siur Berita di Masa Pandemi

Sungguh patut disayangkan, bukan? Menurut saya, seyogyanya inisiatif warga tersebut diikuti pengawasan dan pendampingan dari pihak berwenang misalnya pemerintah desa, dan dinas kesehatan daerah. Pendampingan itu perlu agar warga benar-benar teredukasi mengenai cara pencegahan penyebaran wabah yang benar. Tujuannya tentu agar tidak menimbulkan masalah baru atau bahkan blunder yang tidak perlu.

Sebab keinginan dan doa kita semua sama:  wabah segera berlalu. Maka  diperlukan sinergi antara pemegang kebijakan dan masyarakat umum. (*)

Cilacap, 200420

#Day1
#BPNRamadanDay2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar